Pantaupolitik.com – Diskusi Publik Refleksi Akhir Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Garut berlangsung penuh antusias di Gedung Pendopo Garut pada Minggu (30/12/2024).
Acara yang bertajuk “Pergantian Kepemimpinan di Garut: Perspektif Pembangunan dalam 20 Tahun Terakhir” ini menjadi ruang refleksi komprehensif untuk mengevaluasi perjalanan pembangunan Kabupaten Garut dalam dua dekade terakhir sekaligus menyusun harapan baru untuk masa depan.
Acara ini dipandu oleh Janur M. Bagus dan dihadiri berbagai tokoh penting, seperti mantan Bupati Garut Rudy Gunawan, Ketua DPRD Garut Ahmad Bajuri, tokoh Garut Utara H. Holil Aksan Umarzein, akademisi Oos Supriadin, pengusaha H. Dudung Sudiana, serta sejumlah aktivis, politisi, dan tokoh masyarakat lainnya.
Kehadiran mereka menambah bobot diskusi yang dirancang untuk memberikan kontribusi strategis terhadap pembangunan Garut ke depan.
Evaluasi Dua Dekade Kepemimpinan
Rudy Gunawan, yang menjabat sebagai Bupati Garut selama dua periode (2013–2023), menyampaikan gambaran capaian pembangunan selama masa kepemimpinannya.
Dalam pidatonya, ia menyoroti peningkatan infrastruktur jalan, pembangunan fasilitas publik, dan berbagai program sosial.
Namun, ia juga mengakui adanya sejumlah tantangan yang belum dapat terselesaikan.
"Kami berusaha meletakkan dasar-dasar pembangunan, meski dengan keterbatasan anggaran. Namun, perjalanan ini masih panjang, dan tidak semuanya bisa diselesaikan dalam satu atau dua periode kepemimpinan," ujar Rudy.
Ia juga mengenang awal kepemimpinannya yang diwarnai komunikasi intensif dengan Ketua DPRD saat itu, Ahmad Bajuri, yang menurutnya memberikan fondasi kuat bagi kerja sama lintas lembaga.
Ahmad Bajuri, yang turut hadir, mengulas berbagai dinamika lintas kepemimpinan sejak era Dede Satibi hingga Rudy Gunawan.
Ia menekankan pentingnya komunikasi lintas sektor yang harmonis sebagai kunci keberhasilan pembangunan.
"Setiap kepemimpinan memiliki karakteristiknya masing-masing. Namun, saya melihat Pak Rudy berhasil menjaga komunikasi yang baik, sehingga program-program pemerintahannya berjalan relatif lancar," ungkap Bajuri.
Bermacam Isu Strategis Mengemuka
Diskusi ini juga menjadi ruang untuk membahas isu-isu strategis, termasuk usulan pembentukan daerah otonomi baru (DOB) untuk wilayah Garut Utara dan Garut Selatan.
H. Holil Aksan Umarzein menilai bahwa DOB adalah solusi untuk mempercepat pemerataan pembangunan.
"Garut terlalu luas untuk dikelola dalam satu pusat pemerintahan. DOB akan memungkinkan wilayah-wilayah seperti Garut Utara untuk berkembang lebih cepat dengan mengoptimalkan potensi lokal," tegasnya.
Sementara itu, pengusaha H. Dudung Sudiana menekankan perlunya penyelesaian Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang dapat memberikan kepastian hukum bagi investasi.
"Dengan RTRW dan RDTR yang jelas, investor akan merasa lebih percaya diri untuk menanamkan modalnya. Ini adalah langkah penting untuk meningkatkan daya saing ekonomi Garut," ujarnya.
Akademisi Oos Supriadin menggarisbawahi rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Garut, yang menurutnya menjadi indikator penting lemahnya kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.
"IPM rendah menunjukkan bahwa kita perlu berbenah dalam pengelolaan sumber daya manusia. Pendidikan dan layanan kesehatan harus menjadi prioritas ke depan," katanya.
Kritik dan Perspektif Generasi Muda
Pandangan kritis datang dari aktivis dan tokoh agama seperti Ibang Lukmanurdin, yang menyoroti masih banyaknya kekurangan dalam tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik.
"Garut masih jauh dari harapan di berbagai sisi. Kita perlu pembenahan serius, terutama dalam pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat," tegas Ibang.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Garut, Dila Nurul Fadilah, menyampaikan optimisme generasi muda terhadap masa depan Garut.
Ia berharap pemimpin baru dapat memberikan ruang lebih besar bagi kaum milenial untuk berkontribusi.
"Dengan proporsi generasi muda yang besar, kita optimis Garut akan lebih maju. Pemimpin baru harus mampu memberdayakan potensi ini," katanya.
Harapan IJTI Korda Garut
Ketua IJTI Korda Garut, Wildan Fadilah, dalam pidatonya menyampaikan bahwa diskusi ini adalah bagian dari kontribusi IJTI untuk mendokumentasikan perjalanan pembangunan Garut melalui perspektif jurnalis.
"Kami berharap diskusi ini memberikan manfaat besar, tidak hanya sebagai evaluasi, tetapi juga sebagai panduan strategis bagi kepemimpinan baru untuk membangun Garut yang lebih baik," ujar Wildan.
Sekretaris IJTI Korda Garut, Deni Bolan, menambahkan bahwa refleksi ini adalah upaya untuk menyatukan berbagai pandangan lintas sektor, guna menciptakan solusi kolektif bagi tantangan yang dihadapi Garut.
"Refleksi ini bukan sekadar menilai apa yang sudah terjadi, tetapi juga merancang masa depan yang lebih baik. Semoga hasil diskusi ini menjadi masukan berarti bagi semua pihak, khususnya pemerintah daerah," katanya.
Acara yang berlangsung dinamis ini ditutup dengan optimisme kolektif untuk menyambut era baru kepemimpinan di Garut.
Semua pihak sepakat bahwa dengan kolaborasi yang solid, Garut dapat melangkah menuju masa depan yang lebih cerah dan berdaya saing. (*)
0 Komentar :
Belum ada komentar.